Jumlah Pengunjung

20160407

Renungan Marta - Hidup yang salah dimengerti

April - Marta - Hidup yang Salah Dimengerti (Yohanes 11:1-44)
Lazarus dibangkitkan
(1) Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. (2) Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. (3) Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." (4) Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." (5) Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. (6) Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; (7) tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea." (8) Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" (9) Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. (10) Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." (11) Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." (12) Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." (13) Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. (14) Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; (15) tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." (16) Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." (17) Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. (18) Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. (19) Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. (20) Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.(21) Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. (22) Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." (23) Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." (24) Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." (25) Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, (26) dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (27) Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (28)Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." (29) Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. (30) Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. (31) Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.(32) Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."(33) Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: (34) "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" (35) Maka menangislah Yesus. (36) Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" (37) Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" (38) Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. (39) Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." (40)Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" (41) Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. (42) Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (43) Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" (44) Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."


Hidup yang salah dimengerti!
Pernyataan Pertama untuk Percaya! Ayat 1- 18
Judul renungan kali ini adalah "Marta, hidup yang salah dimengerti" diambil dari buku "Sorotan Iman" yang diterbitkan oleh PT. Duta Harapan Dunia, ditulis oleh Bill Crowder. Melalui tulisannya kita dapat pelajari dasyatnya efek dari kesalah mengertian terutama yang menyangkut kehidupan manusia.
Inilah cuplikan tulisannya:"Salah pengertian dapat menjadi hal yang sangat berbahaya. Dan hal itu tidak hanya berlaku pada peristiwa-peristiwa di dunia. Kesalahpahaman alkitabiah dapat menjadi ancaman bagi kita dan bagi kehidupan gereja itu sendiri.
Komunitas Kristen sering melakukan kesalahan karena salah mengerti atau salah menerapkan kebenaran Alkitab dengan cara mengenyahkan asumsi daripada mempelajarinya dengan hati-hati. Hal itu biasanya disebabkan karena kita tidak mau berusaha untuk mengerti. Kita menemukan cukup informasi di permukaan untuk menarik beberapa kesimpulan, tetapi kita tak pernah menggali lebih lanjut unsur-unsur di bawah permukaan ini untuk meraih makna terdalam dari kebenaran Alkitab, dan kita sudah berpuas diri dengan apa yang tersurat daripada mencari yang tersirat di dalamnya. Tentunya hal ini jarang menimbulkan perang dunia (meskipun kadang-kadang rasanya seperti itu di dalam kehidupan sebuah gereja!), tetapi kesalahpahaman seperti ini dapat mengantarkan kita pada penilaian salah yang serius, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perpecahan, perasaan yang terluka, dan bahkan sumber daya yang terbuang sia-sia."

Apa yang terpikir atau teringat oleh kita ketika mendengar nama Marta yang ada di PB? Saya menebak bahwa hampir seluruh dari diri kita teringat pada Marta adalah seorang wanita yang mengadu kepada Yesus tentang saudaranya Maria yang tidak mau membantu dia. Peristiwa yang dapat kita baca pada Lukas 10:38-42 yang oleh LAI diberi judul Maria dan Marta. Kesalah pengertian pertama tentang Marta adalah sosok wanita yang negatif dan Maria sosok yang positif. Sering kali ketika kita bertemu dengan wanita yang demikian sibuk mengerjakan ini dan itu di Gereja, langsung saja kita menyebutnya Marta! Sungguh kasihan Marta, nanti kita lihat benarkah penilaian tentang dia selama ini?
Sebelumnya mari kita baca baik-baik ayat 1-8 bacaan hari ini. Di ayat 4 dengan tegas Yesus berkata:"Penyakit itu tidak akan membawa kematian..... Yesus sudah menunjukkan keilahiannya. Di ayat 5 tertulis bahwa Yesus memang mengasihi Marta, Maria dan Lazarus. Ayat 6 mengatakan Yesus malah tinggal lagi ditempatnya 2 hari. Bukankah Yesus mengasihi mereka bertiga ? Lalu mengapa tidak buru-buru datang ketempat Lazarus? Ini bisa menimbulkan kesalah pengertian yang fatal, bukan?
Bagaimana mungkin orang yang mengasihi tetapi tidak segera datang setelah mendengar kabar tentang keadaan orang yang dikasihi sedang sakit?
Yesus mengatakan bahwa penundaan-Nya bukan karena kekurangan kasih, kemurahan atau belas kasihan, tetapi untuk kemuliaan Allah (ayat Yoh 11:4) dan kerajaan-Nya serta kebaikan kekal dari mereka yang menderita (ayat Yoh 11:15,23-26,40-44).

Di ayat 7 Yesus mengajak murid-muridnya ke Yudea. Disini jelas telah menimbulkan kesalah pengertian murid-murid Yesus, di ayat 8 ........, masih maukah Engkau kembali kesana?"
Di ayat 12 telah terjadi kesalah pengertian kembali dari murid-murid Kristus, sehingga Yesus harus menjelaskannya di ayat 13-14. Kemudian Yesus memberikan suatu penegasan yang sangat berarti di ayat 15. Bukannya tambah jelas bagi murid-muridnya, malah Tomas di ayat 16 berpikir untuk mati bersama saat itu! Tomas saat itu mempunyai kepercayaan kepada Gurunya, tapi salah mengartikan kepercayaannya itu. Ini yang disebut akibat yang tragis oleh Bill Crowder.
Ketika Yesus tiba Betania, Lazarus telah meninggal 4 hari! Ini juga menimbulkan sekali lagi kesalah pengertian tentang kehidupan.

Mengapa hal demikian semuanya dapat terjadi? Murid-murid Yesus yang setiap hari bergaul denganNya, berjalan bersamaNya, menyaksikan banyak mujizat yang Yesus buat. Tetapi mereka khawatir akan hidup Yesus? Ada penjelasan Calvin mengenai ayat ini, dikatakannya bahwa sebenarnya murid-murid Yesus bukan khawatir tentang hidup Yesus, melainkan mengkhawatirkan hidup mereka.
Kalau melihat perjalanan selanjutnya atau ayat-ayat selanjut memang apa yang ditulis Calvin dapat diterima. Yaitu bagaimana mereka semua lari ketika Yesus disalibkan.
Bagaimana dengan kita? Berapa banyak kita menyalah artikan hidup kita? Ini disebabkan oleh logika kita yang ditaruh diatas iman kita! Ini juga yang terjadi pada murid-murid Kristus saat itu. Bagaimana reaksi kita ketika berada dalam kesulitan, penyakit atau keadaan apa pun yang membuat kita menderita? Dari ayat - ayat ini kita dapat pelajari bahwa perhitungan waktu dan tujuan Yesus berbeda dengan yang kita ingini. Memang perhitungan waktu dan kehendak Allah di tengah-tengah penderitaan kita berbeda dengan yang kita ingini. Allah menjawab kita sesuai dengan kebijaksanaan dan kasih-Nya. Untuk itu kita perlu belajar untuk Percaya kepada Nya! Ayat-ayat selanjutnya adalah cara bagaimana kita bisa belajar untuk Percaya.

Pernyataan kedua untuk Percaya : Ayat 19- 28
Marta yang mulai percaya
Pada ayat 20 ; Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, Ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.
Kita tidak tahu persis pada tepat saat itu untuk apa Marta bergesa menghampiri Yesus yang baru saja tiba di Betania, untuk bertanya? Atau untuk mengeluhkan kenapa Yesus begitu terlambat datang? Sedangkan Maria diam saja di rumahnya. Inipun tidak ada satu orang yang tahu pasti mengapa Maria diam saja di rumah? Mungkin dia pikir, toh saudaranya telah meninggal, dan tidak satupun yang dapat mengubahnya. Apalagi mengingat sudah 4 hari lewat sejak Lazarus meninggal. Yang menurut kepercayaan atau kebudayaan Yahudi bahwa jiwa orang yang meninggal telah meninggalkannya setelah 4 hari. Mereka bangsa Yahudi percaya bahwa jiwa orang yang meninggal ada tetap pada tubuhnya sampai hari ke 3.
Di ayat 21-22 barulah tampak kenapa Marta bergegas menghampiri Yesus. Ternyata gambaran tentang Marta yang selama ini kita pikir selalu negatif, yaitu yang sok sibuk dan mengeluh, telah berubah ia sekarang mempunyai keyakinan kepada Yesus. Ayat 22: "Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
Pada ayat 25- 26 Yesus menegaskan dengan jelas siapa Dirinya itu!
Ayat 27 Marta menunjukkan pertumbuhan iman yang besar dikala kesusahan melandanya. Ia mengakui bahwa Yesus adalah Mesias!

Seharus sebagai orang yang mengaku dirinya pengikut Kristus, dalam kehidupan haruslah ia menunjukkan kemajuan rohani yang berarti. Kita dapat melihat perubahan yang terjadi dalam diri Marta. Ketika tekanan hidup datang kita dapat memilih untuk seperti Marta yang malah tumbuh iman percayanya atau malah berhenti percaya dan meninggalkan Kristus?
Bagaimana jika dalam kehidupan, baik diri kita sendiri atau orang - orang yang kita kasihi menderita suatu penyakit yang mematikan? Kita sudah berdoa dan berusaha semaksimal mungkin, bahkan harta telah terkuras habis untuk melawan penyakit itu. Dan akhirnya semuanya tampak sia-sia karena kematian tetap datang menghampiri!
Firman Allah mengajarkan kepada semua orang percaya bahwa bagi mereka yang percaya kepada Yesus, kematian jasmaniah bukanlah merupakan akhir yang mengerikan. Sebaliknya, peristiwa tersebut merupakan pintu kepada hidup kekal yang berkelimpahan dan persekutuan dengan Allah. "Akan hidup" dari ayat Yoh 11:25 menunjuk kepada kebangkitan; sedangkan istilah "tidak akan mati selama-lamanya" dalam ayat Yoh 11:26 berarti bahwa orang percaya yang dibangkitkan tidak pernah akan mati. Mereka akan memiliki tubuh baru, yang kekal dan tidak dapat binasa (1Kor 15:42,54), yang tidak dapat mati atau merosot keadaannya (Rom 8:10; 2Kor 4:16)

Pembuktian : ayat 29-44
Mengubah dari Hidup yang salah dimengerti menjadi hidup bersamaNya!
Di atas kita menebak-nebak tentang Maria, di ayat 32 ternyata Maria pun tidak berubah pandangannya terhadap Yesus, dulu percaya, dan sekarang pun ia percaya penuh kepada-Nya.
Hanya pada ayat 39 kembali logika Marta bekerja dengan mengatakan bahwa mayat telah berbau karena sudah 4 hari.
Pada ayat 40 sekali lagi Yesus menegaskan dengan sangat jelas "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu; jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Pada ayat selanjutnya 41-44 terjadilah pembuktian apa yang Yesus ucapkan! Lazarus bangkit dari kubur, walau sudah mati 4 hari, ini sekaligus mematahkan kepercayaan orang - orang yahudi.

Hal demikian bisa pula terjadi kepada diri kita, kita kadang-kadang goyah seperti Marta, karena logika kita mengatakan tidak mungkin atau kita bisa saja telah mempunyai asumsi atau kebiasaan/ kebudayaan seperti orang Yahudi tentang pengertiannya akan jiwa, dan pengertian tentang hidup karena hal itulah yang mengakibatkan yang terjadi persis seperti judul " Hidup yang salah dimengerti".
Semuanya diakibatkan kekurang percayaan kita kepada Kristus. Ini pula yang terjadi pada saat Yesus berada disekitar Yerusalem. Mari kita lihat pasal sebelumnya yaitu Yoh 10 :22-39 sekali lagi Yesus menekankan di ay 25-28 yang artinya sama adalah meninta orang Yahudi mempercayaiNya! Tetapi mereka tetap menolak! Bahkan di ay 31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Semua orang Yahudi menolak Dia, bahkan di ay 39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka!

Kemudian kita lihat pasal sesudahnya , sesudah Lazarus bangkit yaitu Yohanes 11:45-57
Walau telah melihat apa yang Yesus kerjakan terhadap Lazarus dan banyak membuat mujizat, mereka bukannya berbalik untuk percaya malah mereka membuat persepakatan untuk membunuh Yesus! Tragis bukan kalau hidup yang salah dimengerti!

Kesimpulan atau makna terdalam yang Alkitab ingin ajarkan:
Dimana posisi kita saat ini setelah mengaku pengikut Kristus sekian tahun lamanya?
Berapa banyak mujizat lagi yang harus Yesus tunjukkan kepada kita, baru kita mau percaya kepadaNya sepenuh hati, jiwa dan akal budi kita?

Bogor, 7 April 2016
Luki F. Hardian