Jumlah Pengunjung

20160406

Izebel, jiwa yang jahat

Izebel - jiwa yang jahat.
1 Raja-raja 21:1-25
Kebun anggur Nabot
21:1 Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. 21:2 Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang." 21:3 Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!" 21:4 Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. 21:5Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?" 21:6 Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu." 21:7 Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu." 21:8 Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. 21:9 Dalam surat itu ditulisnya demikian: "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. 21:10 Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati." 21:11 Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. 21:12 Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. 21:13 Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati. 21:14Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: "Nabot sudah dilempari sampai mati." 21:15 Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati." 21:16 Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. 21:17 Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya: 21:18 "Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. 21:19 Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu." 21:20 Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. 21:21Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu, Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel. 21:22 Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia, oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa. 21:23 Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. 21:24 Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara." 21:25 Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.


1. Benih Dosa.
Ay 1-6
Jiwa yang jahat! Inilah judul yang diberikan. Kalau ada orang bertanya apakah "jiwa" itu? Mengapa dikatakan "jiwa" yang jahat? Berarti ada kebalikannya juga yaitu "jiwa yang baik".
Kalau melihat KBBI Jiwa dikatakan atau diartikan sebagai : 1 roh manusia (yg ada di dl tubuh dan menyebabkan seseorang hidup); nyawa; 2 seluruh kehidupan batin manusia (yg terjadi dr perasaan, pikiran, angan-angan, dsb)
Akan tetapi dalam agama Kristen ada pendapat yang membedakan antara Jiwa dan Roh ini penganut faham Trikhotomi (Tubuh, Jiwa dan Roh) sedangkan faham Dikhotomi (Tubuh, dan Jiwa/ Roh) menganggap Jiwa dan Roh adalah sama. Dalam renungan kali ini kita bukan akan membahas perbedaan yang terjadi, atau perdebatan mana yang benar, karena dua-duanya mempunyai dasar Alkitab. Hanya tetap dalam penjelasan mengenai "jiwa" saya harus menentukan pilihan yang mana, yang termudah adalah mengambil dari awal penciptaan manusia pada:
Kejadian 2:7 (LAI TB), ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup
KJV, And the LORD God formed man of the dust of the ground, and breathed into his nostrils the breath of life; and man became a living soul.
Jadi Jiwa itu berasal dari Allah yaitu Nafas kehidupan, dan jika berasal dari Allah seharusnya adalah "Baik", jadi awalnya jiwa manusia baik adanya! Dalam salah satu buku yang saya baca, Jiwa digambarkan oleh Dallas Willard (Dallas Albert Willard adalah seorang Filsuf Amerika yang banyak menulis buku Spiritual Kristen, telah meninggal pada 8 Mei 2013) bahwa Jiwa adalah keutuhan manusia, misalnya dalam sensus penduduk dikatakan misalnya 250 juta jiwa. Dallas menjelaskan dengan ilustrasi lingkaran, lingkaran terkecil adalah 'Kehendak', lalu dilingkupi oleh lingkaran yang lebih besar 'Pikiran', dan seterusnya lingkaran 'Tubuh' dan lingkaran terbesarnya 'Jiwa' . Dalam sistem operasi kehidupan manusia, Jiwa adalah kapasitas untuk memadukan seluruh bagian menjadi kehidupan yang tunggal dan utuh. Masih menurut Dallas, jiwa menginginkan keharmonisan, koneksi dan integrasi. Itulah sebabnya integritas adalah kata yang berkaitan erat dengan jiwa. Lebih jauh lagi jiwa berusaha menautkan kita dengan orang lain, dengan alam ciptaan dan dengan Allah sendiri.
Kalau digambarkan secara sederhana menurut lingkaran-lingkaran yang dibuat Dallas maka segala berawal dari kehendak, kehendak mempengaruhi pikiran kita, dan pikiran kita memerintah tubuh kita bertindak, dan Jiwa mengontrol semuanya sebelum bertindak! Ini yang seharusnya terjadi. Akan tetapi dalam dunia yang telah rusak ini, Jiwa kita dirusak oleh kehendak, pikiran dan tubuh kita sendiri. Ketika ini yang terjadi maka rusaklah keharmonisan sistem operasi kehidupan kita. Bukan Jiwa yang mengontrol tubuh melainkan Jiwa dikontrol oleh kehendak bebas manusia! Disinilah Jiwa menjadi rusak adanya.
Mari kita lihat kembali kepada bacaan kita hari ini baca kembali 1 Raja-Raja 21 :1-6. Mula-mula Raja Ahab melihat betapa indahnya kebun anggur Nabot, timbul kehendaknya untuk memilikinya, pikirannya mulai bekerja dan begitu mendapat akal maka tubuhnya bergerak dengan mencoba menawar kebun Nabot. Tetapi Nabot tidak memberikannya, dan alasan Nabot pun kuat berdasarkan aturan Firman Allah yang melarang menjual tanah nenek moyang (Im 25:23-28 Bil 36:7-13). Ketika Ahab mendengar hal ini tentunya ia pun mengetahui aturan itu, oleh karena itu ia menjadi gusar, karena Jiwanya melarang sedangkan tubuhnya ingin, inilah yang terjadi. Ketika hal ini diketahui oleh Izebel istrinya maka dosa mulai dibuahi.
Melalui 6 ayat pertama saja kita sudah dapat belajar banyak. Pernahkah kita demikian gusar menghadapi keinginan hati kita, atau keinginan kehendak bebas kita. Padahal jelas ada tertulis bahwa kita dilarang mengingini harta milik orang lain (Kel 20:17). Begitu kita mengingini sesuatu dan tidak dapat tercapai maka iri hati timbul, dan kita menjadi gusar karena Jiwa kita menentangnya! Di sinilah dosa mengintip siap dibuahi.
Mari kita lihat bacaan selanjutnya yaitu ayat 7 -16

2. Dosa yang berbuah.
Siapakah Izebel itu? Dalam 1 Raja-Raja 16:31 Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.
Dari sini kita mengetahui jelas siapakah Izebel itu! Seorang manusia yang jiwanya telah lama rusak karena ia bukan orang yang menyembah Allah yang Esa melainkan penyembah Baal. Jadi dapat kita bayangkan bagaimana reaksi Izebel mengetahui kegelisahan Ahab. Ia malah membuahi dosa itu sehingga menjadi buah dosa yang matang. Izebel penyembah Baal yang bisa kita katakan penyembah 'Setan', ia bukan istri yang baik tentunya dan ia menggunakan kekuasaannya mempengaruhi banyak orang, yaitu Ahab sendiri dan bersekutu dengan orang-orang dursila untuk memfitnah Nabot dan memanipulir hukum Taurat. Hukum Taurat memang memberikan persyaratan sedikitnya dua saksi (Ul 17:6-7 19:15 Bil 35:30). Hukum Taurat juga mengatakan bahwa sebagai saksi mereka harus melempar batu yang pertama (Ul 17:7). Jadi tampaknya pelaksanan hukuman terhadap Nabot benar adanya!
Apa yang dapat kita pelajari dalam hal kehidupan sehari-hari, mungkin tidak tidak sampai menfitnah seperti Izebel. Tetapi pernahkah kita terlibat dalam intrik-intrik untuk menjahati orang lain, atau memprovokasi ketika teman kita dalam kebimbangan sehingga ia terjerumus dalam dosa?
Dalam dunia serba gemerlap dan konsumerisme ini saat ini, banyak Izebel-Izebel berkeliaran yang membuat kaum lelaki jatuh kedalam pelukannya dan berbuahlah dosa itu. Inilah yang diingini Iblis yaitu menjauhkan kita dari Allah! Iblis tidak ingin disembah, iblis gembira ketika kita jauh dari Allah.
Bagi kaum wanita sudah seharusnya tidak menjadi Izebel-Izebel melainkan wanita yang takut akan Allah sehingga dapat menjadi istri-istri yang berkenan di hadapan-Nya, Istri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya (Ams. 12:4).

Ketika Jiwa tidak mendapatkan keharmonisan dengan Kehendak, Pikiran dan Tubuh, maka jiwa yang asalnya baik karena berasal dari Allah, akan menjadi rusak, dan jika ini dibiarkan maka jiwa akan mengeras dan menjadi jahat. Inilah yang harus kita perhatikan, karena Allah tidak akan tinggal diam ketika pemberian-Nya yang diberikan kepada kita menjadi rusak, maka Allah akan membinasakan selamanya!

Coba kita lihat bacaan selanjutnya yaitu ayat 17-25
3. Hukuman atas Dosa.
Jika diperhatikan pada ayat 17 maka kita dapat simpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh Izebel tidak ada orang yang mengetahui nya, tetapi Allah tentu mengetahuinya oleh karena itu Allah berfirman kepada Elia, orang Tisbe itu. Dengan membaca seluruhnya ayat 18-25 betapa dasyat hukuman Allah kepada Ahab, Izebel dan keluarganya. Allah menghukum demikian berat karena Izebel telah menyesatkan bangsa Israel. Nubuat ini digenapi ketika Ahab terbunuh dalam pertempuran dan anjing-anjing menjilati darah hasil cucian kereta perangnya (1Raj 22:35,38). Putra-putra Ahab juga mati dengan kekerasan: Ahazia jatuh dari kisi-kisi kamar atasnya dan kemudian mati karena cedera itu (2Raj 1:2,17); Yoram terbunuh oleh Yehu dan tubuhnya dilemparkan ke kebun Nabot (2Raj 9:22-26). Istri Ahab, Izebel, juga mati dengan kekerasan (lih. 2Raj 9:30-37).

Ketika kita selesai membaca hal ini, pasti kita berpikir bahwa kita tidaklah sejahat Izebel! Jadi tenang-tenang sajalah. Apakah benar demikian? Karena dimata Tuhan tidak ada dosa besar dan dosa kecil, dan setiap dosa selalu menimbulkan konsekwensi yang tidak menyenangkan. Setiap dosa yang kita lakukan Allah mengetahui-Nya!
Memelihara Jiwa kita dengan baik berarti berdasarkan apa yang diajarkan oleh Dallas Willard adalah Jiwa kita harus yang menjadi pemimpin dalam sistem operasi kehidupan kita. Ketika kehendak kita bertentangan dengan Jiwa kita, kita harus dapat menaklukkan kehendak kita. Jika hal ini dapat kita lakukan terus menerus maka kita bisa mengetahui apa artinya "Sukacita". Kita dapat mengerti apa yang dikatakan pada Filipi 4 :4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Apapun keadaannya kita tetap dapat merasakan Sukacita.
Ada sebuah ilustrasi yang menggambarkan bagaimana Jiwa yang mengontrol pikiran sehingga membawa Sukacita.
Beberapa tahun yang lalu saya membaca sebuah kisah tentang seorang wanita kristiani berusia 92 tahun yang buta. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, ia selalu berpakaian rapi. Rambutnya selalu tersisir rapi dan ia berdandan dengan sangat cantik. Setiap pagi ia menyambut hari yang baru dengan penuh semangat.
Setelah suaminya meninggal pada usia 70 tahun, wanita itu merasakan perlunya pindah ke panti wreda supaya mendapatkan perawatan yang layak. Pada hari kepindahannya itu, seorang tetangga yang baik hati mengantarkannya ke panti wreda dan menuntunnya menuju ruang tunggu. Karena kamarnya belum disiapkan, maka ia menunggu di ruang tunggu dengan sabar selama beberapa jam.
Ketika akhirnya seorang petugas datang menjemputnya, ia tersenyum manis sembari mengarahkan alat bantu jalannya menuju lift. Petugas itu menggambarkan keadaan kamarnya kepadanya, termasuk gorden-gorden baru yang dipasang di jendela kamarnya. "Saya menyukainya," sahut wanita buta itu. "Tapi Bu Jones, Anda kan belum melihat kamar Anda," sahut petugas itu. "Hal itu tidak ada pengaruhnya bagi saya," timpalnya. "Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Entah saya menyukai kamar saya atau tidak, hal itu tidak tergantung pada bagaimana penataan kamar saya. Itu tergantung pada bagaimana saya menata pikiran saya."
Alkitab mengatakan, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!" (Filipi 4:4). Demikianlah seharusnya Anda menata pikiran Anda —David Roper (dari Sabda.org)

Bukankah yang kita cari adalah Sukacita? Kalau ya, mengapa kita tidak memelihara Jiwa kita agar tidak menjadi Jiwa yang Jahat!

Bogor, 26 Feb 2016
Luki F. Hardian