4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Surat Filipi ini ditulis ketika ia (kemungkinan besar) berada di dalam penjara sekitar antara tahun 56(di penjara di Efesus) dan th. 62 Masehi (di Roma) menunggu keputusan hukuman (mati atau tidak), karena itu Rasul Paulus sendiri tidak dapat datang ke Filipi, sehingga ia mengirimkan utusan ke Filipi untuk mendapat kabar tentang jemaat di Filipi yang dalam keadaan ketakutan krn tekanan pemerintah dan masyarakat thd org percaya. Jemaat di Filipi juga sangat memprihatinkan keadaan Paulus yang di penjara.
Maka untuk meredakan kecemasan jemaat Filipi, maka setelah mendapat kabar tentang keadaan jemaat di Filipi Paulus menulis surat yg penuh dgn ajakn sukacita ini (16x dlm 12 ayat)
Dalam Pasal 4 ini kita akan belajar, apa yang disarankan Paulus agar tetap bersukacita dalam keadaan seperti itu.
1. Filipi 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Paulus percaya waktu kedatangan Tuhan segera tiba. artinya bila Tuhan datang maka sgl duka berubah menjadi sukacita penuh bg org percaya, segala penderitaan dan kekacauan yang terjadi di dunia ini akan berakhir, dan segala kondisi manusia akan diubah oleh Tuhan, karena akan ada dunia yang baru yang Tuhan adakan, dan disana ada sukacita dan pengharapan.
Saat ini kita juga sering merasa tidak aman dan nyaman karena ada kelompok-kelompok yang membenci kita orang-orang percaya. Kita juga sering menjadi takut. Namun kita belajar dari Paulus untuk berpandangan bahwa "Tuhan sudah dekat" dalam arti, Tuhan yang akan mengubahkan keadaan menjadi sukacita dan penuh pengharapan dan kita juga tetap berbuat baik agar Allah dimuliakan.
2. Ayat 6 dan 7 ini, Paulus mengajar kita untuk selalu bersukacita dalam keadaan apapun juga dengan tidak kuatir akan apapun juga dengan percaya pada kuasa pemeliharaan Tuhan (Filipi 4:6-7)
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Seorang pria yang sedang putus asa sedang mencari bantuan dan meminta nasihat dari seorang pendeta. Melihat kesedihan pria ini, si pendeta berucap, "Lupakan hal-hal itu. Mengapa kau tidak pergi menonton pelawak terkenal yang akan tampil malam ini? Saya dengar ia bisa membuat siapapun tertawa terbahak-bahak. Pergilah, dan kau akan lupa dengan kesedihanmu ini.
Setelah hening sejenak, orang itu berkata, "Sayalah si pelawak itu."
Ternyata si pelawak yang bisa membuat orang tertawa terbahak-bahak, ia sendiri hidup tanpa sukacita.
Menurut ukuran dunia, sukacita kita bergantung pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya kita mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, hadiah, ang pao, kedatangan orang yang kita rindukan, atau mempunya banyak uang kita menjadi sukacita.
Dan kita bisa kehilangan sukacita karena factor dari luar, misalnya kehilangan, bertemu orang yang tidak ingin kita temui.
Jika tak ada masalah dengan kesehatan kita, semua tagihan lunas, dan semuanya berjalan lancar, maka menurut filosofi dunia, kita sukacita.
Tetapi apabila seseorang memotong jalan kita di jalan tol, atau jika ada sesuatu yang tak beres, maka tiba-tiba kita kehilangan sukacita.
Alkitab memberi kita pandangan yang sama sekali berbeda tentang hal yang disebut sukacita.
Sedang punya uang atau tidak, tetap bersukacita. Tentu ini ada caranya.
Naah bagaimana caranya?
Pikirkan segala yg baik dan lakukan




Filipi 4:8-9
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap bersukacita, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, "Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?"
Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."
"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."
Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
Pilih untuk tetap bersukacita apapun juga yang kita alami , karena kita sudah dikasihi Allah.
Ia sudah memberikan Tuhan Yesus mati disalib untuk menebus dosa kita, kita menjadi Anak-anak Allah. Allah sumber damai sejahtera dan sumber sukacita kita. Tidak ada apapun juga yang boleh mengambil sukacita yang telah diberikan Allah Roh Kudus di dalam hati kita.