Yohanes 15:1-2
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Mengapa Yesus menggambarkan diriNya sebagai Pokok Anggur, dan bukan pohon buah lainnya?
Kalau kita melihat sumbernya yaitu Alkitab, ternyata pohon anggur dan buahnya tidak pernah lepas dari kehidupan bangsa Israel, sejak zaman PL hingga PB, dan kata 'anggur' sendiri ditemukan sebanyak 422 kali dalam 352 ayat (dalam PL : 345 dalam 293 ayat, dalam PB : 77 dalam 59 ayat). Anggur juga mempunyai arti yang luas baik secara harafiah maupun lambang, salah satunya anggur merupakan lambang kegembiraan disaat masa panen (Yes 16:10; Yer 48:33). Di dalam PB anggur sebagai lambang anugerah Allah atau Injil (Mat 9:17; Mrk 2:22; Luk 5:37).
Jadi tidaklah heran mengapa Yesus menggunakan perumpamaan pokok anggur.
Jika melihat pohon Anggur yang rapi dan terpelihara, pasti kita tahu bahwa pohon anggur tersebut ada pemiliknya, dan pemiliknya memelihara pohon anggur ini dengan baik dan dengan penuh kasih sayang.
Seberapa dalam kita mengakui bahwa Yesus adalah sebuah Pokok Anggur yang baik tempat dimana kita bisa bertumbuh? Atau sudahkah kita merupakan ranting yang berbuah banyak di dalam Kristus? Sudahkah kita menempel pada Pokok Anggur yang benar?
Ranting yang berbuah dan ranting yang dibuang.
Yohanes 15: 3-6
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Yesus menjelaskan bahwa ketika kita menyatakan percaya, berarti kita sudah bersih. Yang dimaksud dengan bersih ini adalah kita telah diampuni dosa - dosa kita, termasuk dosa asal manusia. Sehingga kita menjadi layak hidup dihadapan Allah yang Maha Mulia. Jika menolak percaya kepada Yesus maka selamanya kita tidak layak dihadapan Allah, karena dalam Yohanes 14 dikatakan bahwa Yesus satu-satunya Jalan menuju Bapa.
Akan tetapi kita belum berbuah! Percaya saja tidaklah cukup! Oleh karena itu kita harus tinggal tetap bersamanya, agar berbuah.
Yoh 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Jadi ketika kita tidak berbuah, maka berdasarkan Ayat 4 dan 5 dinyatakan bahwa kita sebenar tidak tinggal dalam pokok anggur yang benar. Kita belum menyatu dengan Kristus.
Yohanes 15: 6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Firman yang telah kita terima ini harus kita pelihara setiap saatnya, dengan demikian kita baru bisa tumbuh. Kepercayaan kita semakin kuat karena kita melekat kepada Firman itu. Semakin kita melekat kuat, maka asupan nutrisi rohani kita semakin lancar, dengan demikian kita pasti menghasilkan buah. Pada ayat 6 ada penekanan dari Tuhan Yesus "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku ......." lihat kata " tidak tinggal " dan apa akibatnya!
Baik kata 'tidak' maupun kata 'tinggal' diucapkan sebanyak 7 kali dalam bacaan kita hari ini.
Kata tinggal = yang berarti selalu ada...., tetap diam di......, bersama......
Sudahkah kita selalu ada bersama Kristus atau tetap diam besertaNya setiap saat? Kalau jawabannya tidak, maka kita tahu akibatnya!
Kalau kita menjawab 'ya' sudah tinggal bersamaNya maka jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur.
Apakah kita sering membaca Firman Allah yang hidup setiap hari?
Apakah kita selalu memulai hari yang baru dengan bersaat teduh dan menghampiri Tahta Allah?
Bagaimana kita bisa bertumbuh kalau kita tidak melalukan itu?
Bagaimana kita bisa katakan bahwa kita tinggal di dalam Dia?
Memelihara kebersihan hidup kita hanya dapat melalui Firman Allah, sehingga kita dapat menolak segala dosa dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus (ayat Yoh 15:3; Yoh 17:17; Rom 8:14; Gal 5:16-25; Ef 5:26; 1Pet 1:22).
Memuliakan Allah (buah).
Yohanes 15:7-8
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Ketika kita tidak berbuah, maka ranting akan dipotong dan lalu dibakar.
Jika kita berbuah maka berarti kita memuliakan Allah, dan ketika meminta apapun maka Allah berkenan memberinya.
Dalam kenyataan agar pohon anggur berbuah, memang ada saatnya pohon itu disiangi dan dipotong ranting-ranting yang tidak berguna, dan tidak lama kemudian pohon anggur itu mulai berbuah. Sudah tentu ranting yang terpotong itu akan dikumpulkan lalu dibuang dan dibakar menjadi sampah.
Ketika melihat anggur-anggur berbuah lebat, maka orang akan melihat bahwa pemiliknya memelihara pohon anggur tersebut dan akan timbul kekagumanan dari yang melihatnya. Inilah yang dimaksud dengan Allah dimuliakan.
Kita sebagai ranting anggur yang berbuah, tentu orang-orang akan melihatnya. Karena buah anggur itu sangat menarik. Sebagai ranting kitapun siap dibersihkan oleh Bapa, pembersihan ini kadang-kadang bahkan sering menyakitkan, akan tetapi keadaan ini dapat diartikan sebagai penyingkiran segala sesuatu dari kehidupan kita yang mempersulit mengalirnya hidup yang vital dari Kristus. Dan Buah yang dihasilkan adalah kualitas tabiat Kristen yang memuliakan Allah melalui hidup dan kesaksian kita (lih. Mat 3:8; 7:20; Rom 6:22; Gal 5:22-23; Ef 5:9; Fili 1:11).
Apakah kita sudah berbuah, setelah sekian tahun lamanya mengaku percaya kepada Yesus?
Apakah kata orang ketika melihat diri kita? Adakah Kristus hidup dalam diri kita?
Bagaimana Allah dimuliakan oleh kita?
Padahal disana ada janji Allah yang akan dipenuhi Yoh 15:7. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Lalu bagaimana dengan pendapat yang mengatakan: " Jawaban atas doa kita kepada Allah bisa 'Ya' atau 'nanti' bahkan 'tidak' !" Bukankah pernyataan ini bertentangan dengan Yoh 15:7?
Saya termasuk orang yang tidak sependapat dengan pendapat tersebut di atas, karena menurut saya ini bertentangan dengan Yoh 15:7.
Saya pikir kalau jawaban Allah bisa ya, nanti ataupun tidak, ini membuktikan bahwa saya belum menempel kuat pada Pokok Anggur yang benar. Belum menyatu dengan Kristus. Bagi orang yang tidak sependapat dengan saya, pendapat ini bisa dianggap suatu kesombongan rohani!
Tetapi izinkan saya menjelaskannya, jika hubungan saya dengan orang tua saya sangat dekat, lahir batin, maka ketika saya mengajukan suatu permintaan, maka saya sudah tahu apakah permintaan saya akan di 'ya' kan, atau akan 'disetujui' tetapi menunggu waktu yang tepat, atau permintaan saya akan 'ditolak' mentah-mentah. Misalnya seorang anak yang sangat dikasihi oleh orang tuanya, meminta dibelikan sepeda motor padahal umurnya belum sesuai dengan peraturan yang ada, orang tua yang baik pasti menolak permintaan anaknya itu, karena usia nya belum mencapai. Dan sang anak (jika dekat hubungan dengan ayahnya) sebenarnya dalam hatinya juga sudah mengetahui bahwa permintaannya pasti ditolak orang tuanya.
Allah tidak mungkin mengingkari janjiNya, makin dekat kita hidup dengan Kristus melalui merenungkan dan mempelajari Alkitab, dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari maka kita pasti berbuah dan kehidupan doa kita makin selaras dengan sifat dan ajaran Kristus, sehingga doa kita akan lebih efektif (lihat cat. --> Yoh 14:13; 15:4; Mazm 66:18) kita tidak mungkin meminta sesuatu yang pasti Allah tolak. Segala sesuatu yang kita minta, pasti untuk kemuliaan Allah, bukan untuk kemuliaan diri kita.
Janganlah pendapat saya ini dijadikan perdebatan, karena dalam kenyataannya, saya juga belum berhasil melaksanakan apa yang saya tulis. Jadi jawaban doa saya, masih 'ya', 'nanti' dan 'tidak'
Jalan menuju 'ya' hanya satu yaitu bersatu dengan Kristus.
Kesimpulan:
Yesus adalah Pokok anggur yang benar
Kita bukan saja hanya percaya kepada Kristus, namum harus bertumbuh, iman adalah suatu perjalan yang aktif bukan pasif. Dan Roh Kudus pasti membantu niat kita ini, maka kita pun pasti berbuah, dengan demikian Allah dimuliakan melalui kesaksian hidup kita.
Yesus selalu menanti kita agar hidup bersatu denganNya!
Salam sejahtera di dalam Kristus,
Bogor, 13 Feb 2015
Luki F. Hardian