Jumlah Pengunjung

20150706

Kemurahan

Kemurahan
Gal 5:22-23
(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Lukas 6:27-36

Kasihilah musuhmu
(27) "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (28) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. (29) Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. (30) Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. (31) Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. (32) Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.(33) Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. (34) Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. (35) Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.(36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."


Salah satu Khotbah yang sangat terkenal diantara murid-murid Yesus baik murid-murid awal saat pelayanan Kristus ketika hadir di dunia ini, maupun murid-murid Yesus dikemudian hari hingga saat sekarang yaitu Khotbah di Bukit.
Matius membahas khotbah ini lebih panjang dan lengkap yaitu Mat 5-7dibandingkan dengan yang kita baca di Lukas hanya di Luk 6 : 20-49.


Jadi perikop yang kita baca hari adalah salah satu bagian dari khotbah di bukit, oleh karena itu jika
membaca perikop hari ini tanpa membaca atau mengerti perikop sebelum dan sesudahnya, maka apa yang Tuhan Yesus perintahkan pada beberapa ayat di atas sangat sulit dimengerti apalagi dikerjakan.

Inilah pengajaran radikal yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya serta orang yang mau menjadi pengikut Kristus. Dikatakan radikal karena Yesus menjelaskan akar dari pada ajaran Allah yang benar, yaitu ayat(27) "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu".


Inilah yang tidak diketahui atau disadari oleh orang-orang banyak termasuk murid-murid Kristus.
Kemudian Yesus melanjutkan pada ayat 28 hingga 31 suatu aturan radikal lainnya.
"mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.

Perintah Yesus :"Kasihilah musuhmu" bukanlah perintah baru melainkan suatu penegasan tentang Hukum Kasih yang Allah sudah berikan sejak dulu, hanya disalah artikan oleh ahli Taurat tentang ajaran bencilah musuhmu. Ini bisa dilihat pada Mat 5:43-44 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. (44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
LAI menerjemahkan kata Kamu telah mendengar firman...... jika dilihat bahasa aslinya Yunani kata firman itu "erreyh", kata erreyh ini bisa diarti juga "dikatakan". Ketika kita mendengar kata "fiman" maka otomatis pikiran kita adalah ucapan Allah. Jadi seolah-olah ini sudah dikatakan Allah untuk membenci musuhmu! untuk menghindari kesalah pahaman seharusnya kita mengartikannya bukan "firman" melainkan "dikatakan". Ini seperti yang ditulis dalam

GWV( God Words Version)
"You have heard that it was said, 'Love your neighbor, and hate your enemy.'

BIS ( Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari)
"Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu.

FAYH ( Firman Allah Yang Hidup)
"Kalian telah mendengar orang berkata, 'Kasihilah temanmu dan bencilah musuhmu.'

Ini perlu kita lihat perbandingan dari banyak terjemahan Alkitab agar kita tidak menjadi bingung. Dengan membaca banyak terjemahan maka kita mengerti Yesus bukan membawa ajaran baru yang bertentangan dengan ajaran Allah yang lama, akan tetapi Yesus membantah pengertian pengertian Ahli Taurat yang salah.
Jadi sangat jelas kepada kita apa yang Yesus ajarakan mengenai "Kasihilah musuhmu" demikian juga ajaran Yesus selanjutnya yang telah kita baca di ayat 28-31.

Apa yang saya cuplik dari Sabda.org :"Perintah itu dimaksudkan untuk menggiring para pembaca Injil untuk melakukan perbuatan yang dijiwai kasih, dan itu bukan berarti meniadakan hukum Taurat tetapi itu juga berarti peningkatan dari hukum Taurat".

Bagaimana dengan kita saat ini yang mengaku murid Kristus? Pada Ayat 27 jelas dikatakan oleh Yesus : "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata:......"
Jika kita yang mengaku Yesus adalah Tuhan, maka sudah seharusnya kita juga mau mendengarkan apa yang Yesus katakan!
Apakah cukup dengan mendengarkannya saja? Tentu jawabannya: "Tidak"!
Kalau jawabannya "Tidak" berarti setelah mendengarkan kita harus menerapkannya dalam tindakan kita sehari-hari.
Mungkinkah kita mengasihi musuh kita? Mendoakan yang mencaci kamu?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kita melihat dan memeriksa, siapakah musuh kita? siapakah yang mencaci kita? dan dilanjutkan dengan pertanyaan; mengapa sampai kita mempunyai musuh, mengapa sampai orang mencaci kita?
Inilah yang harus kita periksa dengan jujur, agar tidak salah mengartikan ajaran Kritus!
Demikian juga dengan ayat selanjutnya : "Mengapa sampai ada orang yang menampar kita?" Mengapa sampai ada orang yang mengambil kepunyaan kita?"
Sekali lagi periksalah diri kita dengan jujur di hadapan Allah.
Jangan-jangan semuanya itu sumber awalnya adalah diri kita sendiri! Oleh karena itu Yesus menambahkan suatu kondisi yang menjawab pertanyaan di atas dengan "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka."

Ini suatu pernyataan Tuhan Yesus agar kita jangan menjadi sumber segala petaka atau dengan bahasa sehari-harinya janganlah kita jadi "biang keroknya"

Sudah seharusnya sebagai pengikut Yesus yang setia, maka kita melaksanakan apa yang Yesus perintahkan, maka tentunya buah Roh Kudus ada dalam diri kita (Gal 5:22-23).
Dan kalau sudah demikian mungkinkah kita mempunyai musuh, mungkinkah ada orang yang caci kita?

Ada! yaitu orang yang tidak mau menerima Yesus, orang yang membenci ajaran Kristus, atau lebih jelasnya orang-orang yang membenci kekristenan!
Untuk hal inipun kita tetap harus mengasihinya karena seperti ucapan Yesus :"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat," (Lukas 23:34)
Kita harus mengikuti teladan Yesus, bahwa orang yang membenci Yesus adalah orang yang kehilangan Hidup Kekal dan nasibnya akan berakhir menyedihkan! (Ayub 15:34; Maz 1:5-6)
Inilah yang kita ketahui dengan jelas oleh karena itu kita harus prihatin akan kehidupannya dan bukan membalasnya atau bahkan membencinya. Kita harus mendoakan agar mau berbalik kepada Allah.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah: "Bagaimana hubungan antar denominasi Kristen? Bagaimana hubungan antar jemaat dalam satu Gereja? Bagaimana hubungan kita dengan sesama manusia?"

Ayat : 32-34
Penjelasan:
(32) Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.(33) Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. (34) Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.


Ayat - ayat di atas cukup jelas dan dapat kita artikan secara harafiah. Apa yang dikatakan oleh Yesus ini pada ayat 32 hingga 34 itu merupakan ayat pembanding agar kita bisa beda dengan orang-orang dunia. Ayat 27 hingga 31 menjelaskan pandangan baru dari kesalah mengertian dari Firman Allah tentang kasih, dan agar jelas bagi pendengarNya maka Yesus memberikan pembandingnya pada ayat 32-34. Ayat-ayat ini menjelaskan tentang kasih yang tidak sempurna, suatu kasih yang mengandung pamrih. Sedangkan Allah mengajarkan Kasih yang sempurna, Kasih tanpa pamrih.

Bagaimana dengan kita? Jika kita lihat kepertanyaan sebelumnya, dan periksalah dengan jujur di hadapan Allah! Maka apa yang dikatakan Yesus, ternyata hingga saat ini juga masih terjadi. Kita tidaklah beda dengan yang disebut di ayat 32-34. Kita baik kepada orang yang baik pada kita, bukan? Kita menaruh hormat hanya kepada denominasi yang sama! Kita merendahkan denominasi yang lain. Kita membenci orang-orang yang membenci Kristus! Jadi apa bedanya kita dengan orang fasik, dan masih sama dengan dunia!

Ini berarti belum mau mendengarkan Firman Yesus di ayat 27, kalau belum mau mendengar berarti belum mengakui Yesus sebagai pemimpin kehidupan saya dan anda.
Ini wajib kita pikirkan kembali dengan baik-baik!

Ayat :35-36
(35) Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.(36) Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."


Dibagian akhir perikop ini Yesus menegaskan suatu alasan mengapa kita harus mengasihi musuh dan berbuat baik kepada orang yang tidak berbuat baik kepada kita. Allah Yang Mahatinggi baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Pada Mat:
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Ini semua karena Allah "murah hati".

Jadi jelas sudah mengapa kita tidak mau berbuat apa yang diperintahkan oleh Yesus melalui bacaan ini karena kita tidak mempunyai kemurahan hati. Inilah akar permasalahannya, begitu tidak ada kemurahan hati maka kita tidak dapat mengasihi musuh kita, atau orang-orang yang mencaci kita.
Kalau kita tetap pada pendirian kita maka kita tidak akan menerima upah yang besar yaitu kehilangan hak menjadi anak-anak Allah.
Apa yang Allah minta yang dijelaskan melalui perkataan Yesus sebenarnya murah dan mudah. Apa ruginya kalau kita murah hati. Kerugian apa yang akan kita derita jika kita murah hati. Kerugian apa jika kita mengasihi orang yang tidak mengasihi kita? Kerugian apa jika mengampuni orang yang menganiaya kita? Kerugiannya adalah ego kita. Ego kita yang gosok oleh Iblis, sehingga Roh Kudus dalam diri kita singkirkan. Kerugian ini yang berakibat fatal ketika kita tidak murah hati.
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kesimpulan:
Dengan tidak adanya kemurahan maka otomatis tidak adanya Buah Roh, dengan tidak adanya Buah Roh berarti perlu dipertanyakan apakah Yesus Tuhan kita?

Bogor, 6 Juli 2015
Luki F. Hardian