Damai Sejahtera Tuhan Bagi Kita
Yohanes 14:25-31Roh Kudus yang dijanjikan Ay 25-26
(25) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; (26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Waktu berjalan begitu cepat tidak terasa kita sudah melewati 4 bulan di tahun 2015 ini, bagaimana perjalanan hidup kita bersama Kristus? Pada awal tahun kita sudah belajar "Di dalam Yesus kita berbuah banyak" dilanjutkan bulan berikutnya "Hidup dalam Kasih Allah", lalu "Bersukacita di dalam Tuhan". Sebenarnya jika kita menjalankan semua yang apa yang telah dibahas dan mendalami Firman Tuhan, maka tentunya hidup kita sudah penuh dengan Damai Sejahtera. Namun kenyataannya tidak demikian bukan? Kita lebih sering kehilangan Damai Sejahtera, ini disebabkan oleh tekanan hidup yang bertubi-tubi kita rasakan. Banyak hal yang menggocoh kita dari berbagai sudut kehidupan. Hal demikian juga yang akan dihadapi oleh murid-murid Yesus ketika Yesus disalibkan. Hal inilah yang sudah diketahui oleh Tuhan Yesus, oleh karena itu Ia menegaskan dalam ayat 25 dan 26. Ini difirmankan Yesus Kristus sesaat sebelum Ia diserahkan dan disalibkan.
Ayat 26 a : tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, dalam bahasa aslinya Yunani ditulis parakletos ho pneuma ( par-ak'-lay-tos ho pnyoo'-mah ) dapat diartikan penghibur atau penolong dari Roh Kudus.
Jadi Roh Kudus yang dikirim oleh Allah dalam hal ini berperan sebagai penghibur, ini salah satu tugas dari sekian banyak peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Mengenai Roh Kudus yang berperan sebagai penghibur sering dikatakan dalam Alkitab seperti pada Yoh 15:26; Yohanes 16:7; Kisah 9:31; Roma 15:4 ; 2 Korintus 1:3-4.
Apakah Roh Kudus sebagai penghibur ini tetap berlaku hingga saat ini? Ya tentu masih berlaku, selama kita percaya kepada Yesus Kristus dan firmanNya.
Pada Matius 28 ayat 20 b tertulis: Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Dengan cara apa Yesus menyertai umatnya hingga akhir zaman yaitu dengan cara mengirimkan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh Allah yang hidup dan Kekal ( Ibrani 9:14 ).
Jadi kita harus menyakini bahwa Roh Kudus, Roh penghibur itu adalah Roh Allah yang Maha hadir terlebih pada diri setiap orang yang percaya. Janganlah ragu!
Jadi kita harus menyakini bahwa Roh Kudus, Roh penghibur itu adalah Roh Allah yang Maha hadir terlebih pada diri setiap orang yang percaya. Janganlah ragu!
Damai Sejahtera ay 27-29
(27) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (28) Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (29) Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.
Begitu kita menerima dan merasakan kehadiran Roh Kudus yang menjadi penghibur maka Damai Sejahtera Kutinggalkan bagimu, ayat 27 dan 28 sangat jelas apa yang difirmankan oleh Yesus. Ia pergi kepada Bapa tetapi Damai sejahteranya tetap bersama kita.
Pemberian Yesus ini tidak seperti yang dunia berikan. Sebagai contoh; saya bertahun-tahun menghidupi nafkah keluarga dengan bekerja kepada orang lain, artinya sebagai karyawan. Setiap kali menerima gaji, hati ini sangat berbunga-bunga, dan di dalam hati mulailah membagi-bagi gaji ini untuk banyak keperluan, hati rasanya dipenuhi kegembiraan, karena banyak hal bisa dikerjakan dengan gaji ini. Sesampai nya dirumah mulailah pengaturan keuangan dimulai bersama istri. Begitu selesai dibagi, melihat faktanya langsung saja kegembiraan itu sirna seketika. Kenapa ? karena tidak tersisa apapun! Inilah yang diberikan dunia, cepat sekali berlalu.
Di dalam kehidupan berumah tangga, ada saja benda yang ingin kita punyai, misalnya ingin mempunyai hand phone yang lebih canggih dari yang lama, karena lebih banyak fiturnya, lebih banyak kemampuannya. Mulailah menabung, atau yang lebih parah langsung membeli dengan fasilitas kartu kredit, agar bisa dibayar bulan depan! Begitu kita pakai kartu kredit, tidak lama kemudian kita mendapat telp dari Bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut dan dengan rayuan gombalnya untuk mengubah pembelian kita ini menjadi cicilan 24 bulan, kita berpikir ya cuma lebih mahal 24 % tetapi merasa ringan dalam cicilan. Maka kita menyetujui program kredit tersebut! Apa kemudian yang terjadi? Sebelum lunas pembelian barang tersebut, kita sudah merasa bosan dengan HP tersebut karena sudah keluar HP yang lebih canggih lagi. Kita sudah tidak bangga lagi dengan hp kita! Lunas belum, bosan iya! inilah yang dunia tawarkan!
Kita jenuh dengan hidup kita , merasa sumpek, ingin refreshing, tapi uang tidak cukup, sekarang dunia menawarkan tour dengan cicilan, kita dapat tour dahulu, bayar dicicil, wah nikmat rasanya. Kita dihibur paling lama 2 minggu, selanjutnya menderita 36 bulan, inilah contoh-contoh yang dunia tawarkan.
Jelas sudah apa yang dunia tawarkan atau berikan semuanya bersifat sementara, berbeda dengan yang Tuhan Yesus berikan, pengampunan seumur hidup, kasih yang kekal, damai sejahtera yang selamanya. apa yang dunia tawarkan selalu nikmat diawalnya, merana diakhirnya, tetapi banyak manusia memilih ini, dari pada yang Tuhan Yesus tawarkan karena kita merasa sulit awalnya padahal nikmat selamanya.
Mengapa demikian? Karena sebenarnya kita belum benar - benar merasakan bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita. Kita katakan sulit mengikuti jalan Kristus, CS Lewis dalam salah satu bukunya menuliskan bahwa sebenarnya bukan sulit mengikuti jalan Kristus, melainkan ketidak mauan kita mengikutinya. Matius 11 ayat 29 Pikullah Kuk yang Kupasang dan belajarlah pada - Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. ayat 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Membaca firman ini maka saya mengerti apa yang CS Lewis tulis, dan sangat benar, bahwa mengikuti jalan Kristus itu tidak sulit hanya saja saya tidak mau! Saya memilih gengsi daripada rendah hati. Saya memilih sombong atau arogan daripada lemah lembut, akibatnya jiwa saya menjadi tidak tenang. Karena tidak tenang maka mencari penghiburan, penghiburan yang dunia tawarkan, maka makin terpuruklah diri saya ini.
Maukah kita mengikuti jalan Kristus?
Penentuan ay 30-31
(30) Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. (31) Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."
Pada akhir bacaan hari ini Yesus mengatakan penguasa dunia tidak berkuasa sedikitpun atas diri Yesus! Yesuslah pemenangnya. Kita sudah mendengar dan membaca mengenai kemenangan Kristus yaitu bangkit dari Maut.
1 Korintus 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
Ia mau disalibkan karena Ia mengasihi Bapa dan Ia melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada Nya!
Mohammad Ali sebelumnya bernama Cassius Marcellus Clay,jr asalnya seorang Kristen kemudian pindah agama yang kemudian mengganti namanya. Suatu waktu pernah diwawancari dan ditanyakan mengapa ia pindah agama? Ia katakan bahwa agama Kristen menjanjikan Kueh Pie nanti di Surga, sedangkan saya mengingininya sekarang!
Jadi jelas ia ingin nikmat sekarang selama masih hidup. Apakah memang benar demikian? Kebanyakan dari orang-orang yang mengaku beragama Kristen juga mempunyai pandangan yang mirip dengan pandangan Mohammad Ali, bahwa kita sebagai orang Kristen harus menderita, dan enaknya nanti ketika sudah mati.
Saya tidak setuju dengan pendangan demikian, pengikut Kristus harus menderita! Enaknya nanti setelah mati, tidak masuk neraka melainkan masuk surga.
Mengapa saya tidak setuju? coba perhatikan bacaan hari ini yang mengatakan bahwa Yesus telah mengalahkan dunia, jadi bagaimana mungkin kita menikmati kue pie nya nanti? Sedangkan Yesus sang pemimpin hidup kita telah mengalahkan dunia!
Jadi pandangan orang Kristen enaknya nanti setelah mati disebabkan karena ketidak mengertian akan Firman Tuhan.
Marilah kita buktikan, tidak perlu dengan yang sulit-sulit. Coba kita datang kesebuah rumah sakit coba tengok pasiennya. Apakah yang sakit itu semuanya orang Kristen saja? Tidak bukan.
Jadi setiap orang, bangsa apapun, beragama apapun bisa sakit! Apakah ini bukan penderitaan? Jadi setiap manusia ada penderitaannya. Perbedaannya adalah ketika orang yang sakit itu benar-benar pengikut Kristus sejati, yang hidupnya tidak pernah lepas dari firman Allah, ia tetap merasakan Damai Sejahtera Tuhan. Bahkan ada beberapa kesaksian dari pengikut Kristus setia yang menderita sakit malah dapat menjadi Saksi Kristus ditengah orang - orang sakit lainnya, dan bisa membawa jiwa ditengah penderitaan sakitnya. Inilah yang membedakan, inilah kue pie yang diterima selama hidup di dunia ini, dan kue pie nya adalah kue pie dari Allah bukan kue pie Eaten, Bogor Permai atau yang lainnya.
Masih banyak bukti lainnya dalam kehidupan ini, yang intinya adalah tidak ada seorangpun yang tidak pernah merasakan penderitaan selama hidup di dunia, yang luput dari penderitaan. Bisa saja seseorang hidup bergelimang harta, tapi hatinya galau, karena menghadapi banyak persoalan. Sejak manusia jatuh kedalam dosa, maka tidak ada seorangpun yang luput dari persoalan dan penderitaan. Hanya pengikut sejati Kristus lah yang bisa merasakan Damai Sejahtera ditengah segala penderitaannya. Dan Damai Sejahtera ini masih melekat hingga di Surga nanti. Mohammad Ali mengejar kue pie yang dunia tawarkan dan membuang kue pie yang di surga, kita menikmati kue pie sekarang dan selamanya.
Kesimpulan:
Damai Sejahtera Tuhan bagi kita hanya dapat dirasakan selama hidup kita mengasihi Yesus dan menuruti kehendakNya!
Bogor 25 April 2015
Luki F. Hardian
(27) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (28) Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (29) Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.
Begitu kita menerima dan merasakan kehadiran Roh Kudus yang menjadi penghibur maka Damai Sejahtera Kutinggalkan bagimu, ayat 27 dan 28 sangat jelas apa yang difirmankan oleh Yesus. Ia pergi kepada Bapa tetapi Damai sejahteranya tetap bersama kita.
Pemberian Yesus ini tidak seperti yang dunia berikan. Sebagai contoh; saya bertahun-tahun menghidupi nafkah keluarga dengan bekerja kepada orang lain, artinya sebagai karyawan. Setiap kali menerima gaji, hati ini sangat berbunga-bunga, dan di dalam hati mulailah membagi-bagi gaji ini untuk banyak keperluan, hati rasanya dipenuhi kegembiraan, karena banyak hal bisa dikerjakan dengan gaji ini. Sesampai nya dirumah mulailah pengaturan keuangan dimulai bersama istri. Begitu selesai dibagi, melihat faktanya langsung saja kegembiraan itu sirna seketika. Kenapa ? karena tidak tersisa apapun! Inilah yang diberikan dunia, cepat sekali berlalu.
Di dalam kehidupan berumah tangga, ada saja benda yang ingin kita punyai, misalnya ingin mempunyai hand phone yang lebih canggih dari yang lama, karena lebih banyak fiturnya, lebih banyak kemampuannya. Mulailah menabung, atau yang lebih parah langsung membeli dengan fasilitas kartu kredit, agar bisa dibayar bulan depan! Begitu kita pakai kartu kredit, tidak lama kemudian kita mendapat telp dari Bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut dan dengan rayuan gombalnya untuk mengubah pembelian kita ini menjadi cicilan 24 bulan, kita berpikir ya cuma lebih mahal 24 % tetapi merasa ringan dalam cicilan. Maka kita menyetujui program kredit tersebut! Apa kemudian yang terjadi? Sebelum lunas pembelian barang tersebut, kita sudah merasa bosan dengan HP tersebut karena sudah keluar HP yang lebih canggih lagi. Kita sudah tidak bangga lagi dengan hp kita! Lunas belum, bosan iya! inilah yang dunia tawarkan!
Kita jenuh dengan hidup kita , merasa sumpek, ingin refreshing, tapi uang tidak cukup, sekarang dunia menawarkan tour dengan cicilan, kita dapat tour dahulu, bayar dicicil, wah nikmat rasanya. Kita dihibur paling lama 2 minggu, selanjutnya menderita 36 bulan, inilah contoh-contoh yang dunia tawarkan.
Jelas sudah apa yang dunia tawarkan atau berikan semuanya bersifat sementara, berbeda dengan yang Tuhan Yesus berikan, pengampunan seumur hidup, kasih yang kekal, damai sejahtera yang selamanya. apa yang dunia tawarkan selalu nikmat diawalnya, merana diakhirnya, tetapi banyak manusia memilih ini, dari pada yang Tuhan Yesus tawarkan karena kita merasa sulit awalnya padahal nikmat selamanya.
Mengapa demikian? Karena sebenarnya kita belum benar - benar merasakan bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita. Kita katakan sulit mengikuti jalan Kristus, CS Lewis dalam salah satu bukunya menuliskan bahwa sebenarnya bukan sulit mengikuti jalan Kristus, melainkan ketidak mauan kita mengikutinya. Matius 11 ayat 29 Pikullah Kuk yang Kupasang dan belajarlah pada - Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. ayat 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Membaca firman ini maka saya mengerti apa yang CS Lewis tulis, dan sangat benar, bahwa mengikuti jalan Kristus itu tidak sulit hanya saja saya tidak mau! Saya memilih gengsi daripada rendah hati. Saya memilih sombong atau arogan daripada lemah lembut, akibatnya jiwa saya menjadi tidak tenang. Karena tidak tenang maka mencari penghiburan, penghiburan yang dunia tawarkan, maka makin terpuruklah diri saya ini.
Maukah kita mengikuti jalan Kristus?
Penentuan ay 30-31
(30) Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. (31) Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."
Pada akhir bacaan hari ini Yesus mengatakan penguasa dunia tidak berkuasa sedikitpun atas diri Yesus! Yesuslah pemenangnya. Kita sudah mendengar dan membaca mengenai kemenangan Kristus yaitu bangkit dari Maut.
1 Korintus 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
Ia mau disalibkan karena Ia mengasihi Bapa dan Ia melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada Nya!
Mohammad Ali sebelumnya bernama Cassius Marcellus Clay,jr asalnya seorang Kristen kemudian pindah agama yang kemudian mengganti namanya. Suatu waktu pernah diwawancari dan ditanyakan mengapa ia pindah agama? Ia katakan bahwa agama Kristen menjanjikan Kueh Pie nanti di Surga, sedangkan saya mengingininya sekarang!
Jadi jelas ia ingin nikmat sekarang selama masih hidup. Apakah memang benar demikian? Kebanyakan dari orang-orang yang mengaku beragama Kristen juga mempunyai pandangan yang mirip dengan pandangan Mohammad Ali, bahwa kita sebagai orang Kristen harus menderita, dan enaknya nanti ketika sudah mati.
Saya tidak setuju dengan pendangan demikian, pengikut Kristus harus menderita! Enaknya nanti setelah mati, tidak masuk neraka melainkan masuk surga.
Mengapa saya tidak setuju? coba perhatikan bacaan hari ini yang mengatakan bahwa Yesus telah mengalahkan dunia, jadi bagaimana mungkin kita menikmati kue pie nya nanti? Sedangkan Yesus sang pemimpin hidup kita telah mengalahkan dunia!
Jadi pandangan orang Kristen enaknya nanti setelah mati disebabkan karena ketidak mengertian akan Firman Tuhan.
Marilah kita buktikan, tidak perlu dengan yang sulit-sulit. Coba kita datang kesebuah rumah sakit coba tengok pasiennya. Apakah yang sakit itu semuanya orang Kristen saja? Tidak bukan.
Jadi setiap orang, bangsa apapun, beragama apapun bisa sakit! Apakah ini bukan penderitaan? Jadi setiap manusia ada penderitaannya. Perbedaannya adalah ketika orang yang sakit itu benar-benar pengikut Kristus sejati, yang hidupnya tidak pernah lepas dari firman Allah, ia tetap merasakan Damai Sejahtera Tuhan. Bahkan ada beberapa kesaksian dari pengikut Kristus setia yang menderita sakit malah dapat menjadi Saksi Kristus ditengah orang - orang sakit lainnya, dan bisa membawa jiwa ditengah penderitaan sakitnya. Inilah yang membedakan, inilah kue pie yang diterima selama hidup di dunia ini, dan kue pie nya adalah kue pie dari Allah bukan kue pie Eaten, Bogor Permai atau yang lainnya.
Masih banyak bukti lainnya dalam kehidupan ini, yang intinya adalah tidak ada seorangpun yang tidak pernah merasakan penderitaan selama hidup di dunia, yang luput dari penderitaan. Bisa saja seseorang hidup bergelimang harta, tapi hatinya galau, karena menghadapi banyak persoalan. Sejak manusia jatuh kedalam dosa, maka tidak ada seorangpun yang luput dari persoalan dan penderitaan. Hanya pengikut sejati Kristus lah yang bisa merasakan Damai Sejahtera ditengah segala penderitaannya. Dan Damai Sejahtera ini masih melekat hingga di Surga nanti. Mohammad Ali mengejar kue pie yang dunia tawarkan dan membuang kue pie yang di surga, kita menikmati kue pie sekarang dan selamanya.
Kesimpulan:
Damai Sejahtera Tuhan bagi kita hanya dapat dirasakan selama hidup kita mengasihi Yesus dan menuruti kehendakNya!
Bogor 25 April 2015
Luki F. Hardian