Jumlah Pengunjung

20150429

Damai Sejahtera Tuhan Bagi Kita


Damai Sejahtera Tuhan Bagi Kita
Yohanes 14:25-31
Roh Kudus yang dijanjikan Ay 25-26
(25) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; (26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Waktu berjalan begitu cepat tidak terasa kita sudah melewati 4 bulan di tahun  2015 ini, bagaimana perjalanan hidup kita bersama Kristus? Pada awal tahun kita sudah belajar "Di dalam Yesus kita berbuah banyak" dilanjutkan bulan berikutnya "Hidup dalam Kasih Allah", lalu "Bersukacita di dalam Tuhan". Sebenarnya jika kita menjalankan semua yang apa yang telah dibahas dan mendalami Firman Tuhan, maka tentunya hidup kita sudah penuh dengan Damai Sejahtera. Namun kenyataannya tidak demikian bukan? Kita lebih sering kehilangan Damai Sejahtera, ini disebabkan oleh tekanan hidup yang bertubi-tubi kita rasakan. Banyak hal yang menggocoh kita dari berbagai sudut kehidupan. Hal demikian juga yang akan dihadapi oleh murid-murid Yesus ketika Yesus disalibkan. Hal inilah yang sudah diketahui oleh Tuhan Yesus, oleh karena itu Ia menegaskan dalam ayat 25 dan 26. Ini difirmankan Yesus Kristus sesaat sebelum Ia diserahkan dan disalibkan.

Ayat 26 a : tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, dalam bahasa aslinya Yunani ditulis parakletos ho pneuma ( par-ak'-lay-tos ho pnyoo'-mah ) dapat diartikan penghibur atau penolong dari Roh Kudus.
Jadi Roh Kudus yang dikirim oleh Allah dalam hal ini berperan sebagai penghibur, ini salah satu tugas dari sekian banyak peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Mengenai Roh Kudus yang berperan sebagai penghibur sering dikatakan dalam Alkitab seperti pada Yoh 15:26; Yohanes 16:7; Kisah 9:31; Roma 15:4 ; 2 Korintus 1:3-4.

Apakah Roh Kudus sebagai penghibur ini tetap berlaku hingga saat ini? Ya tentu masih berlaku, selama kita percaya kepada Yesus Kristus dan firmanNya.
Pada Matius 28 ayat 20 b tertulis: Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Dengan cara apa Yesus menyertai umatnya hingga akhir zaman yaitu dengan cara mengirimkan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh Allah yang hidup dan Kekal ( Ibrani 9:14 ).
Jadi kita harus menyakini bahwa Roh Kudus, Roh penghibur itu adalah Roh Allah yang Maha hadir terlebih pada diri setiap orang yang percaya. Janganlah ragu!

Damai Sejahtera ay 27-29
(27) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (28) Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (29) Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Begitu kita menerima dan merasakan kehadiran Roh Kudus yang menjadi penghibur maka Damai Sejahtera Kutinggalkan bagimu, ayat 27 dan 28 sangat jelas apa yang difirmankan oleh Yesus. Ia pergi kepada Bapa tetapi Damai sejahteranya tetap bersama kita.

Pemberian Yesus ini tidak seperti yang dunia berikan. Sebagai contoh; saya bertahun-tahun menghidupi nafkah keluarga dengan bekerja kepada orang lain, artinya sebagai karyawan. Setiap kali menerima gaji, hati ini sangat berbunga-bunga, dan di dalam hati mulailah membagi-bagi gaji ini untuk banyak keperluan, hati rasanya dipenuhi kegembiraan, karena banyak hal bisa dikerjakan dengan gaji ini. Sesampai nya dirumah mulailah pengaturan keuangan dimulai bersama istri. Begitu selesai dibagi, melihat faktanya langsung saja kegembiraan itu sirna seketika. Kenapa ? karena tidak tersisa apapun! Inilah yang diberikan dunia, cepat sekali berlalu.
Di dalam kehidupan berumah tangga, ada saja benda yang ingin kita punyai, misalnya ingin mempunyai hand phone yang lebih canggih dari yang lama, karena lebih banyak fiturnya, lebih banyak kemampuannya. Mulailah menabung, atau yang lebih parah langsung membeli dengan fasilitas kartu kredit, agar bisa dibayar bulan depan! Begitu kita pakai kartu kredit, tidak lama kemudian kita mendapat telp dari Bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut dan dengan rayuan gombalnya untuk mengubah pembelian kita ini menjadi cicilan 24 bulan, kita berpikir ya cuma lebih mahal 24 % tetapi merasa ringan dalam cicilan. Maka kita menyetujui program kredit tersebut! Apa kemudian yang terjadi? Sebelum lunas pembelian barang tersebut, kita sudah merasa bosan dengan HP tersebut karena sudah keluar HP yang lebih canggih lagi. Kita sudah tidak bangga lagi dengan hp kita! Lunas belum, bosan iya! inilah yang dunia tawarkan!
Kita jenuh dengan hidup kita , merasa sumpek, ingin refreshing, tapi uang tidak cukup, sekarang dunia menawarkan tour dengan cicilan, kita dapat tour dahulu, bayar dicicil, wah nikmat rasanya. Kita dihibur paling lama 2 minggu, selanjutnya menderita 36 bulan, inilah contoh-contoh yang dunia tawarkan.

Jelas sudah apa yang dunia tawarkan atau berikan semuanya bersifat sementara, berbeda dengan yang Tuhan Yesus berikan, pengampunan seumur hidup, kasih yang kekal, damai sejahtera yang selamanya. apa yang dunia tawarkan selalu nikmat diawalnya, merana diakhirnya, tetapi banyak manusia memilih ini, dari pada yang Tuhan Yesus tawarkan karena kita merasa sulit awalnya padahal nikmat selamanya.
Mengapa demikian? Karena sebenarnya kita belum benar - benar merasakan bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita. Kita katakan sulit mengikuti jalan Kristus, CS Lewis dalam salah satu bukunya menuliskan bahwa sebenarnya bukan sulit mengikuti jalan Kristus, melainkan ketidak mauan kita mengikutinya. Matius 11 ayat 29 Pikullah Kuk yang Kupasang dan belajarlah pada - Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. ayat 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Membaca firman ini maka saya mengerti apa yang CS Lewis tulis, dan sangat benar, bahwa mengikuti jalan Kristus itu tidak sulit hanya saja saya tidak mau! Saya memilih gengsi daripada rendah hati. Saya memilih sombong atau arogan daripada lemah lembut, akibatnya jiwa saya menjadi tidak tenang. Karena tidak tenang maka mencari penghiburan, penghiburan yang dunia tawarkan, maka makin terpuruklah diri saya ini.
Maukah kita mengikuti jalan Kristus?

Penentuan ay 30-31
(30) Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. (31) Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."

Pada akhir bacaan hari ini Yesus mengatakan penguasa dunia tidak berkuasa sedikitpun atas diri Yesus! Yesuslah pemenangnya. Kita sudah mendengar dan membaca mengenai kemenangan Kristus yaitu bangkit dari Maut.
1 Korintus 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
Ia mau disalibkan karena Ia mengasihi Bapa dan Ia melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada Nya!

Mohammad Ali sebelumnya bernama Cassius Marcellus Clay,jr asalnya seorang Kristen kemudian pindah agama yang kemudian mengganti namanya. Suatu waktu pernah diwawancari dan ditanyakan mengapa ia pindah agama? Ia katakan bahwa agama Kristen menjanjikan Kueh Pie nanti di Surga, sedangkan saya mengingininya sekarang!
Jadi jelas ia ingin nikmat sekarang selama masih hidup. Apakah memang benar demikian? Kebanyakan dari orang-orang yang mengaku beragama Kristen juga mempunyai pandangan yang mirip dengan pandangan Mohammad Ali, bahwa kita sebagai orang Kristen harus menderita, dan enaknya nanti ketika sudah mati.

Saya tidak setuju dengan pendangan demikian, pengikut Kristus harus menderita!  Enaknya nanti setelah mati, tidak masuk neraka melainkan masuk surga.
Mengapa saya tidak setuju? coba perhatikan bacaan hari ini yang mengatakan bahwa Yesus telah mengalahkan dunia, jadi bagaimana mungkin kita menikmati kue pie nya nanti? Sedangkan Yesus sang pemimpin hidup kita telah mengalahkan dunia!
Jadi pandangan orang Kristen enaknya nanti setelah mati disebabkan karena ketidak mengertian akan Firman Tuhan.

Marilah kita buktikan, tidak perlu dengan yang sulit-sulit. Coba kita datang kesebuah rumah sakit coba tengok pasiennya. Apakah yang sakit itu semuanya orang Kristen saja? Tidak bukan.
Jadi setiap orang, bangsa apapun, beragama apapun bisa sakit! Apakah ini bukan penderitaan? Jadi setiap manusia ada penderitaannya. Perbedaannya adalah ketika orang yang sakit itu benar-benar pengikut Kristus sejati, yang hidupnya tidak pernah lepas dari firman Allah, ia tetap merasakan Damai Sejahtera Tuhan. Bahkan ada beberapa kesaksian dari pengikut Kristus setia yang menderita sakit malah dapat menjadi Saksi Kristus ditengah orang - orang sakit lainnya, dan bisa membawa jiwa ditengah penderitaan sakitnya. Inilah yang membedakan, inilah kue pie yang diterima selama hidup di dunia ini, dan kue pie nya adalah kue pie dari Allah bukan kue pie Eaten, Bogor Permai atau yang lainnya.

Masih banyak bukti lainnya dalam kehidupan ini, yang intinya adalah tidak ada seorangpun yang tidak pernah merasakan penderitaan selama hidup di dunia, yang luput dari penderitaan. Bisa saja seseorang hidup bergelimang harta, tapi hatinya galau, karena menghadapi banyak persoalan. Sejak manusia jatuh kedalam dosa, maka tidak ada seorangpun yang luput dari persoalan dan penderitaan. Hanya pengikut sejati Kristus lah yang bisa merasakan Damai Sejahtera ditengah segala penderitaannya. Dan Damai Sejahtera ini masih melekat hingga di Surga nanti. Mohammad Ali mengejar kue pie yang dunia tawarkan dan membuang kue pie yang di surga, kita menikmati kue pie sekarang dan selamanya.

Kesimpulan:
Damai Sejahtera Tuhan bagi kita hanya dapat dirasakan selama hidup kita mengasihi Yesus dan menuruti kehendakNya!

Bogor 25 April 2015
Luki F. Hardian

20150401

Bersukacita di dalam Tuhan

Hasil gambar untuk bersuka cita di dalam Tuhan
Renungan dari Filipi 4:4-9
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Surat Filipi ini ditulis ketika ia (kemungkinan besar) berada di dalam penjara sekitar antara tahun 56(di penjara di Efesus) dan th. 62 Masehi (di Roma) menunggu keputusan hukuman (mati atau tidak),  karena itu Rasul Paulus sendiri tidak dapat datang ke Filipi, sehingga ia mengirimkan utusan ke Filipi untuk mendapat kabar tentang  jemaat di Filipi yang dalam keadaan ketakutan krn tekanan pemerintah dan masyarakat thd org percaya. Jemaat di Filipi juga sangat memprihatinkan keadaan Paulus yang di penjara.
Maka untuk meredakan kecemasan jemaat Filipi, maka setelah mendapat kabar tentang keadaan jemaat di Filipi Paulus menulis surat yg penuh dgn ajakn sukacita ini (16x dlm 12 ayat)
Dalam Pasal 4 ini kita akan belajar, apa yang disarankan Paulus agar tetap bersukacita dalam keadaan seperti itu.
1.      Filipi 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Paulus percaya waktu kedatangan Tuhan segera tiba. artinya bila Tuhan datang maka sgl duka berubah menjadi sukacita penuh bg org percaya, segala penderitaan dan kekacauan yang terjadi di dunia ini akan berakhir, dan segala kondisi manusia akan diubah oleh Tuhan, karena akan ada dunia yang baru yang Tuhan adakan, dan disana ada sukacita dan pengharapan.
Saat ini kita juga sering merasa tidak aman dan nyaman karena ada kelompok-kelompok yang membenci kita orang-orang percaya. Kita juga sering menjadi takut. Namun kita belajar dari Paulus untuk berpandangan bahwa "Tuhan sudah dekat" dalam arti, Tuhan yang akan mengubahkan keadaan menjadi sukacita dan penuh pengharapan dan kita juga tetap berbuat baik agar Allah dimuliakan.
2.      Ayat 6 dan 7 ini, Paulus mengajar kita untuk selalu bersukacita dalam keadaan apapun juga dengan tidak kuatir akan apapun juga dengan percaya pada kuasa pemeliharaan Tuhan  (Filipi 4:6-7)
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Seorang pria yang sedang putus asa sedang mencari bantuan dan meminta nasihat dari seorang pendeta. Melihat kesedihan pria ini, si pendeta berucap, "Lupakan hal-hal itu. Mengapa kau tidak pergi menonton pelawak terkenal yang akan tampil malam ini? Saya dengar ia bisa membuat siapapun tertawa terbahak-bahak. Pergilah, dan kau akan lupa dengan kesedihanmu ini.
 Setelah hening sejenak, orang itu berkata, "Sayalah si pelawak itu."
Ternyata si pelawak yang bisa membuat orang tertawa terbahak-bahak, ia sendiri hidup tanpa sukacita.
Menurut ukuran dunia, sukacita kita bergantung pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya kita mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, hadiah, ang pao, kedatangan orang yang kita rindukan, atau mempunya banyak uang kita menjadi sukacita.
Dan kita bisa kehilangan sukacita karena factor dari luar, misalnya kehilangan, bertemu orang yang tidak ingin kita temui.
Jika tak ada masalah dengan kesehatan kita, semua tagihan lunas, dan semuanya berjalan lancar, maka menurut filosofi dunia, kita sukacita.
Tetapi apabila seseorang memotong jalan kita di jalan tol, atau jika ada sesuatu yang tak beres, maka tiba-tiba kita kehilangan sukacita.
Alkitab memberi kita pandangan yang sama sekali berbeda tentang hal yang disebut sukacita.
Sedang punya uang atau tidak, tetap bersukacita. Tentu ini ada caranya.
Naah bagaimana caranya?
 Pikirkan segala yg baik dan lakukan
Pikiran                   Perbuatan             kebiasaan             karakter                 gaya hidup
Filipi 4:8-9
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap bersukacita, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, "Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?"
Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."
"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."
Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
 Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
Pilih untuk tetap bersukacita apapun juga yang kita alami , karena kita sudah dikasihi Allah.
Ia sudah memberikan Tuhan Yesus mati disalib untuk menebus dosa kita, kita menjadi Anak-anak Allah.  Allah sumber damai sejahtera dan sumber sukacita kita. Tidak ada apapun juga yang boleh mengambil sukacita yang telah diberikan Allah Roh Kudus di dalam hati kita.